Sistem Pompa Energi Kehidupan




Apakah bernafas itu ? Bernafas adalah kegiatan dimana kita menghisap udara yang mengandung oksigen melalui hidung dan memasukkan udara tersebut dengan cara mengalirkannya melalui batang tenggorok ke dalam sistem pompa udara yang disebut paru-paru untuk kemudian oksigen disebarkan ke seluruh bagian tubuh sesuai kebutuhan.

Apa gunanya bernafas ? Kita bernafas karena tubuh kita memerlukan oksigen, yang dibawa udara yang dihisap oleh hidung dan dialirkan ke dalam paru-paru sebagai bahan bakar kehidupan.

Pernafasan merupakan mekanisme untuk memasukkan oksigen ke dalam sistem tubuh dan memberi sel-sel tubuh bahan bakar untuk terus hidup. Sistem ini didesain untuk bekerja tanpa henti selama hidup kita. Dan oksigen adalah satu-satunya tujuan sistem ini ada di tubuh kita, satu-satunya target bagi paru-paru untuk terus bekerja sepanjang hidup.

Sebagai sebuah sistem pernapasan utama, paru-paru dan salurannya menuju ke hidung pasti merupakan sesuatu yang sangat penting. Gangguan pada sistem utama ini akan sangat mengganggu bahkan sangat mungkin menjadi fatal sampai pada kematian. Hentakan keras pada batang tenggorok, cekikan keras pada leher, dan penutupan paksa pada lubang hidung sebagai saluran utama, jelas akan berakibat fatal karena terhentinya mekanisme pasokan oksigen ke tubuh.

Paru-paru sebagai pompa satu-satunya untuk sistem pernapasan adalah organ yang sangat penting bagi kehidupan. Saking pentingnya, par-paru didesai sedemikian rupa sehingga beroperasi untuk menghisap udara baling tidak selama 120 tahun. Sebagai bagian dari organ penting, paru-paru termasuk organ yang berukuran cukup besar dan hampir memenuhi rongga dada kita.

Janggalnya, begitu banyak orang tidak menyadari pentingnya paru-paru bagi kehidupan mereka. Banyak orang menggunakan paru-paru untuk keperluan lain yang jelas-jelas tidak bermanfaat dan bahkan sangat merugikan karena berpotensi merusak mesin utama pernapasan dan dalam jangka panjang pasti membahayakan jiwanya.

Banyak orang menggunakan paru-paru dan sistem saluran pernapasannya bukan untuk menghisap oksigen dari udara bersih, melainkan menghisap asap hasil pembakaran tembakau, cengkeh, dan bahan-bahan psikotropika berbahaya lainnya yang tidak perlu disangkal lagi yang merupakan racun perusak paru-paru.

Para perokok nyata-nyata sedang menyalahi aturan dan fungsi paru-paru serta sistem saluran pernapasan yang telah diberikan Tuhan kepada mereka. Hasil pembakaran berbagai bahan berbahaya dianggap bisa memberi kenikmatan, ketenangan, malahan yang lebih kannyol lagi, gaya hidup ! Para perokok, Anda sedang merusak salah satu anugerah terbesar Tuhan yang berada dalam tubuh Anda sendiri.

Secara bertahap sistem pernapasan yang rusak karena kebiasaan buruk merokok pasti akan berdampak buruk pada sistem lainnya yang terkait. Berkurangnya pasokan oksigen akan mempengaruhi kerja otak karena 'makanan' utama otak adalah oksigen.

Para perokok pasti akan kehilangan kemampuannya untuk berfikir secara cerdas dan utuh. Istilah yang paling populer dan cocok untuk hal ini adalah LEMOT (LEMah OTak), sebuah istilah 'gaul' yang ditujukan untuk orang yang tidak mampu berpikir cepat, cerdas, dan utuh.

Paru-paru dan sistem pernapasan yang diberikan Tuhan untuk membuat kita bisa bernapas dan hidup pada akhirnya justru kita gunakan untuk membuat kita lemot (bodoh). Merokok sama halnya dengan memperburuk kesehatan. Kita melakukan bunuh diri secara perlahan dan dengan sengaja.

Anehnya, sangat sedikit orang yang menyadari hal ini. Ketika para perokok mati karena kanker paru-paru, dengan enaknya kita mengatakan bahwa itu memang sudah takdir. Ketika seorang bayi lahir dengan kecenderungan autisme, kita juga dengan enteng mengatakan bahwa  itu sudah suratan nasib. Ini sama saja dengan meng-kambinghitam-kan Tuhan untuk urusan kebodohan yang kita ciptakan sendiri melalui kebiasaan merokok dan tingginya paparan polusi asap buangan kendaraan bermotor yang cenderung kita hadapi setiap hari.

Sistem pernapasan sebagai sistem utama kehidupan kita seharusnya kita gunakan dengan semestinya, sesuai dengan jenis dan fungsinya. Apabila ia kita gunakan dengan menyalahi kegunaan dan fungsinya lalu sistem tersebut rusak dan berhenti bekerja, siapa yang salah ???

Sistem Distribusi Kehidupan


Ketika tubuh mendapatkan pasokan nutrisi melalui metabolisme dan oksigen melalui sistem pernapasan, siapa yang bertugas mendistribusikan semua itu ke tubuh ? dia adalah darah. Kita punya alat angkut dan alat distribusi yang setiap saat siap mengedarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh tanpa kecuali. Alat angkutnya adalah darah, sedangkan jalur pendistribusinya adalah pembuluh darah besar dan kecil di seluruh tubuh.

Dan jangan lupa, darah sebagai alat transportasi istimewa punya pompa penggerak utama yang berada di dekat paru-paru di dalam rongga dada kita, yaitu jantung. Jantung adalah mesin pompa selain paru-paru, yang didesain oleh Tuhan untuk bekerja tanpa henti sepanjang hidup manusia. Menurut ilmu kedokteran konon jantung sanggup memompa darah selama 120 tahun dalam kehidupan modern ini.

Artinya, apabila manusia tubuhnya normal dan tidak memiliki kelainan yang berkaitan langsung dengan darah atau jantung., jantungnya sanggup berdetak sampai seseorang berusia 120 tahun. Tapi kenyataannya kita rata-rata hanya memakai jantung selama 50-70 tahun. Beberapa orang memang memakai jantung untuk memompa darah sampai usia 80-90 tahun, tapi di kehidupan modern hal ini termasuk ajaib dan langka.

Sebagian besar diantara kita hanya memakai jantung secara optimal selama 50 tahun dan setelah itu mungkin jantung kita hanya berfungsi sebanyak 70%-80% karena pembuluh koroner tersumbat lemak atau katup jantung kehilangan kefleksibilitasnya.

Sebagian besar orang tidak menyadari bahwa jantung adalah salah satu mesin kehidupan yang sangat penting juga dan tentunya menjadi kewajiban kita untuk menjaga dan merawatnya secara hati-hati agar tetap berfungsi dengan. Tuhan sudah menciptakan jantung bagi kita, memberikannya kepada kita, dan kita lah yang bertanggung jawab merawatnya dengan baik. Ketika Jantung tersumbat lemak dan tidak bisa berdenyut untuk memompa darah, itu bukan lagi tanggung jawab Tuhan. 

Jantung sebagai pompa utama sistem distribusi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, memang memerlukan lemak sebagai bahan bakarnya. Tapi ketika jumlah lemak menjadi berlebihan apa lagi lemaknya tidak bisa dilarutkan oleh enzim tubuh, kemudian lemak menyumbat pembuluh darah dalam fungsinya sebagai saluran distribusi, otomatis pompanya juga terganggu.

Ketika pompa itu terganggu hingga berhenti dan tidak sanggup lagi beroperasi, akhirnya seluruh sistem kehidupan juga ikut berhenti. Paru-paru akan berhenti memompa udara karena tidak mendapat pasokan nutrisi dan oksigen sebagai bahan bakarnya.

Jantung kita adalah pompa otot yang bekerja dengan sangat efisien. Ketika kita sedang istirahat dan rileks, jantung kita memompa dengan gerakan berlahan dan tenang. Saat seperti itu juga jantung menyimpan cadangan kekuatannya untuk keadaan darurat. Ketika kita dalam kondisi darurat, jantung dengan cadangan kekuatannya akan memompa darah lebih cepat sehingga aliran darah juga menjadi lebih cepat, pasokan darah ke otak dan ke tubuh meningkat sesuai dengan kebutuhan untuk menanggulangi keadaan darurat itu.

Jantung dioperasikan oleh sistem saraf yang bekerja otomatis dan karena itu disebut saraf otonom.Sampai tahun 80-an, sistem ini dipercaya tidak bisa diubah atau dipengaruhi agar jantung dapat bekerja lebih efisien dan kuat.  

Namun, penelitian yang terus-menerus dilakukan membuktikan bahwa jantung dan sistem penggeraknya bisa dilatih agar lebih mampu menghadapi keadaan darurat seperti serangan jantung atau naiknya tekanan darah yang tiba-tiba karena penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah.

Sebetulnya cukup banyak latihan yang muncul dari zaman awal peradaban maupun zaman modern yang sangat berguna bagi kehidupan kita. Sayangnya, banyak kesalahpapahaman tentang latihan-latihan seni pernapasan atau tenaga dalam, yang dipahami hanya sebagai latihan untuk menjadi sakti atau berkemampuan seperti paranormal. Padahal latihan-latihan seperti ini tujuannya adalah untuk memelihara sistem operasional tubuh agar berfungsi secara benar, efektif, dan efisien.

Kembali pada masalah jantung, pembuluh darah terbesar dan utama yang berhubungan dengan jantung adalah arteri. Arteri menjadi saluran utama bagi darah dari dan ke jantung lalu ke pembuluh-pembuluh darah kapiler yang lebih kecil ke seluruh tubuh.

Saluran-saluran kecil pembuluh darah dalam otak dan berbagai bagian penting tubuh juga bisa mengeras ketika oksigen yang terserap ke dalam tubuh berkurang dan digantikan nikotin, tar, dan radikal bebas. Begitupun tekanan darah, dengan semakin berkurangnya efisiennya kerja jantung, tekanan darah bisa meningkat tiba-tiba dan pembuluh darah yang mengeras tidak siap untuk menerima tekanan yang mendadak seperti ini.

Bagian dalam jantung kita terbagi dalam 4 bilik. Bilik atrium kiri atas sebagai pintu masuk, dari sini aorta mengerut secara otomatis darah mengalir ke atrium sebelah kanan dan pintu penghubung atrium kiri menutup secara otomatis pula. Lalu darah dipompa melewati nadi-nadi utama beredar ke seluruh tubuh dan mendistribusikan oksigen serta nutrisi yang dibawanya.

Setelah beredar ke seluruh tubuh darah yang kosong akan kembali lagi ke jantung melalui nadi balik untuk mengambil muatan yang sudah disiapkan oleh sistem metabolisme dan sistem pernapasan. Begitulah cara kerja jantung dan darah yang bolak-balik mengirimkan bahan makanan ke seluruh tubuh tanpa henti.

Kompleksitas Belajar dan Pembelajaran


Belajar dan pembelajaran adalah proses yang kompleks karena dipengaruhi berbagai faktor. untuk memahami dan meningkatkan cara pembelajaran guru harus memahami faktor-faktor tersebut, yaitu :

1. Pengaruh Budaya 

Setiap budaya memiliki suatu bentuk tertentu dari proses pendidikannya baik yang formal maupun yang informal. Bagaimanapun salah satu tujuan umum pendidikan adalah melestarikan kebudayaan.
Proses melestarikan kebudayaan ini dapat dilihat disemua kelompok masyarakat. Masyarakat kesukuan menjaga agar budaya dan tradisi dilestarikan melalui berbagai bentuk pendidikan seperti upacara adat, lagu, tarian, seni, dan melalui pendidikan informal khusus oleh para orang tua dan sesepuh. Sementara itu masyarakat barat aktif dalam proses pelestarian budaya melalui sekolah formal, instruksi informal, dan melalui bentuk lain seperti norma sosial dan media lainnya.

2. Pengaruh Sejarah 

Pendidikan adalah hasil dari suatu perkembangan sejarah. Perkembangan ini biasanya berasal dari suatu 'setting' bidaya sehingga mengandung bias budaya (metode pembelajaran) dan berkaitan dengan reproduksi budaya. Sejarah pendidikan Indonesia juga dipengaruhi oleh sejarah panjang kehidupan bangsa Indonesia itu sendiri. Ketika zaman kerajaan Hindu dan Budha, inti pendidikan yang diberikan kepada masyarakat adalah pendidikan tentang ajaran kedua agama tersebut yang tentu saja disertai dengan literasi atau baca tulis. Kemudian, hubungan dagang dengan bangsa yang beragama Islam diantaranya bangsa Gujarat telah menghadirkan bangsa Islam di nusantara bersama aspek-aspek pendidikannya. Istilah mandala yang merupakan pedepokan belajar yang digunakan oleh agama Hindu dan Budha, kemudian diadopsi oleh para wali dalam penyelenggaraan pendidikan agama Islam dengan nama pesantren.
Penjajahan Jepang dalam beberapa aspek juga mempengaruhi corak pendidikan di Indonesia diantarannya penerapan disiplin gaya militerisme. Upacara bendera dan penggunaan seragan di sekolah adalah salah satu contoh pengaruh pendidikan aspek sikap model Jepang.
Adanya perjalanan sejarah yang agak berbeda antar daerah di Indonesia juga mempengaruhi cara dan sikap belajar dari satu daerah ke daerah lainnya di nusantara.

3. Hambatan Praktis 

Manusia hidup di dunia yang kurang ideal dan dalam banyak hal manusia dapat berbuat justru akibat dari kekurangan keidealan tersebut. Terdapat hambatan praktis yang ditemui dalam  proses belajar pembelajaran. Guru dibatasi oleh waktu, sumber dan fasilitas. Guru juga dibatasi oleh undang-undang dan aturan yang harus diindahkan. Tidak jarang guru dibatasi idealismenya dalam belajar dan pembelajaran oleh kekakuan birokrasi dan manajemen.

4. Karakteristik Guru 

banyak hal yang mempengaruhi guru sehingga memiliki kepribadian tertentu yang unik. Lingkup budaya dimana guru berkembang, masyarakat dimana guru hidup, pengaruh keluarga, pengaruh agama, pengalaman akademis, pengalaman kerja, serta genetika atau pengaruh bawaan yang membentuk cara berfikir guru, semua akan membentuk gaya dan cara guru dalam pembelajaran. Setiap guru memiliki kepribadian yang beberapa hal membantu dalam menyelenggarakan pembelajaran walaupun beberapa aspek mungkin perlu dimodifikasi.

5. Karakteristik Siswa 

Disadari atau tidak, salah satu kegiatan pra belajar dan pembelajaran adalah mengindentifikasi karakteristik awal siswa. Karakteristik awal siswa meliputi berbagai aspek seperti : bahasa, latar belajar akademis, usia dan tingkat kedewasaan, latar belakang budaya, tingkat pengetahuan serta keterampilan yang mungkin syarat awal bagi pelajaran yang akan disajikan. Oleh sebab itu karakteristik individual siswa dapat dan harus diindentifikasi. Begitu juga karakteristik umum kelompok atau kelas harus dipahami oleh guru sebelum memulai program belajar dan pembelajaran.

6. Proses Belajar

Aspek ini berkaitan dengan proses kognitif aktual yang harus dilaluioleh siswa dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Ini berlangsung melalui proses penyerapan gagasan dan keterampilan baru melalui kegiatan belajar dan pembelajaran berupa pengingatan dalam waktu yang singkat kemudian menyimpan informasi yang diterima agar kelak digunakan kembali.
Bagaimanapun proses belajar adalah rumit dan kompleks karena mencakup penggunaan panca inderadan proses kognitif dari pengingatan dan pemecahan masalah. Oleh sebab itu, kondisi fisik dan psikologis harus dipertimbangkan dalam pengelolaan belajar dan pembelajaran. Dari sudut pandang psikologis, tingkat kesulitan materi belajar yang diberikan harus dirancang dengan mempertimbangkan perkembangan intelektual siswa. Begitu juga dalam belajar dan pembelajaran keterampilan, pertumbuhan fisik siswa merupakan salah satu rujukan dalam memilih kegiatan praktik yang akan diberikan dalam mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan. Ketika menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik yang berusia setengah baya, daya tahan fisik sangat mempengaruhi konsentrasinya dalam belajar.

Sistem Berfikir dan Inteligensia Manusia


Mengapa otak kita sebut sebagai sistem pusat ? Disebut sistem pusat karena semua sistem kehudupan tubuh kita diatur, dikomunikasikan, dan dikomando dari sebuah unit organ berwarna putih keabu-abuan dan lunak yang terletak di dalam rongga kepala dan dilindungi oleh tulang yang paling keras di saentro tubuh, yaitu tulang dahi. Otak bisa kita umpamakan sebagai commander in chief, panglima tertinggi kehidupan kita.

Otak kita berfungsi secara efektif dan efisien untuk urusan :
  • Pengendalian : otak mengendalikan semua fungsi mental maupun fisik.
  • Penganalisis : otak bertugas menganalisis segala sesuatu yang diinputkan dan memproses segala informasi  untuk kepentingan survival.
  • Penerima : otak mengambil dan menerima seluruh input yang ditangkap oleh panca indera.
  • Penyimpan : otak merupakan tempat penyimpanan data-data yang sangat penting bagi kehidupan Anda. Data hidup Anda adalah kehidupan itu sendiri.
  • Penyaji : otak juga sekaligus menjadi penyaji kehidupan Anda. Kemampuannya menjadi komunikator kehidupan tidak perlu diragukan lagi karena otak memiliki 70 kecerdasan dasar yang bisa dikembangkan tanpa batas.
Di bagian paling atas, Tuhan menganugerahkan sesuatu yang paling istimewa se-jagad, yaitu Neo Cortex. Neo Cortex disebut juga Human Brain, dan inilah otak khas manusia. Sebuah bongkahan yang terbagi menjadi dua baggian, kanan dan kiri.

Neo Cortex istimewa karena di dalamnya mengandung intelligence, yaitu sistem kecerdasan yang jauh lebih tinggi dibandingkan instinct. Apabila instinct adalah sebuah program tertutup atau tetap karena pemiliknya hanya mengikuti program tersebut tanpa berfikir apa pun karena pasti betul, inteligensia adalah sebuah program terbuka yang sangat canggih dan bisa dikembangkan secara bebas.

Dulu kita mempercayai bahwa kecerdasan bisa diwakili dengan para meter IQ (Intelligence Quotient), dimana tesnya didominasi oleh soal-soal matematika dan logis. Belakangan ini kita malahan dibuat bingung dengan munculnya Emotional Quotient yang disebut sebagai Kecerdasan Emosional. Lalu berikutnya muncul lagi Spiritual Quotient yang juga diplesetkan sebagai Kecerdasan Spiritual.

Kecerdasan manusia tidak akan mungkin berkembang utuh hanya dengan cara pelatihan. Motivasi sehebat apa pun tanpa landasan fisik yanb baik, hanya akan jadi tindakan sia-sia. Teori Pemetaan Pikiran yang secanggih apa pun tanpa persiapan hormonal yang tepat tidak akan pernah menghasilkan kecerdasan apa pun.

Perubahan TIDAK AKAN TERJADI lewat pembelajaran teori motivasi atau teori pemprograman pikiran, apalagi hanya mengikuti semangat para Guru Sukses belaka.

Perubahan pada dasarnya adalah sebuah rangkaian perubahan cara hidup, cara makan, cara bergerak, cara bernafas, dan perubahan mendasar pada fungsi-fungsi organ fisik dari yang terkondisikan hanya oleh logika ke arah normal alamiah --- sebuah perubahan mendasar pada sistem hormonal, sistem kelenjar, sistem persarafan dan akhirnya perubahan perilaku dan perubahan pola berfikir yang seimbang memakai otak kiri dan otak kanan.

Para Guru Sukses yang berteriak-teriak memotivasi orang untuk melipatgandakan uang, para anggota MLM yang menyemangati downline-nya untuk mencari sebanyak mungkin anggota lupa bahwa manusia adalah makhluk holistik yang terdiri dari body, mind, and spirit. Mereka hanya memandangnya hanya dari sisi mind, tubuh dan jiwa tidak atau jarang diperhatikan karena mereka memang TIDAK MEMILIKI metodenya.

Sistem pendidikan kita juga hanya memperhatikan mind dan menganggap pikiran bisa dicerdaskan hanya dengan menjejalkan teori, memasukkan berbagai kurikulum yang disahkan pemerintah.

Seluruh teori yang mengandung logika dan rasional itulah yang dianggap kecerdasan. Bahkan para trainer kecerdasan emosi dan spiritual pun pada praktiknya hanya menjejalkan berbagai teori logikadan rasionalitas ke dalam benak para pesertanya. Tapi begitulah kita, masyarakat yang sangat mencintai logika dan menganggap kehidupan hanya logika.

Sementara itu, otak sesungguhnya sama sekali bukan hanya logika. Otak kiri adalah bagian otak yang mengandung kecerdasan yang berorientasi kognitif. Sedangkan otak bagian kanan adalah bagian otak yang mengandung kecerdasan afektif.

Jadi, jelas bahwa otak mempunyai kecerdasan yang bukan hanya logis matematis, melainkan juga imajinatif sampai intelek. Justru karena keberagaman kecerdasan yang dimiliki otak dan bisa dikembangkannya tanpa batas itulah manusia dijuluki sebagai Imago Dei --- citra Allah

Salah besar apabila kita menyangka bahwa kita adalah makhluk berkecerdasan terbatas, lemah, dan hanya bisa mengandalkan nasib serta takdir. Manusia bukan hanya memiliki kecerdasan logis matematis, emosi, dan spiritual, melainkan manusia terbukti memiliki kecerdasan multi dan bahkan citra dari kebesaran Tuhan sendiri.

Sebuah ciptaan yang ntaris sempurna. Manusia dengan otaknya yang istimewa adalah sebuah Master Piece, sosok Khalifah di muka bumi.

Kekuatan dan Kelemahan KTSP


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan model kurikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai penyempurnaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum ini lahir seturut dengan tuntutan perkembangan yang menghendaki desentralisasi, otonomi, fleksibilitas, dan keluwesan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengalaman selama ini dengan sistem pendidikan yang sentralistik telah menimbulkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap pusat sehingga kemandirian dan kreativitas sekolah tidak tumbuh. Dalam pada itu pendidikan pun cenderung mencerabut siswa-siswi dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu dibutuhkan pendekatan baru berupa desentralisasi yang ditandai dengan pemberian kewenangan kepada sekolah untuk mengelolah sekolah. Menurut Slamet (2005:3):
Desentralisasi pendidikan bertujuan untuk meningkatkan mutu layanan dan kinerja pendidikan, baik pemerataan, kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Selain itu desentralisai juga dimaksudkan untuk mengurangi beban pemerintah pusat yang berlebihan, mengurangi kemacetan-kemacetan jalur-jalur komunikasi, meningkatkan (kemandirian, demokrasi, daya tanggap, akuntabilitas, kreativitas, inovasi, prakarsa), dan meningkatkan pemberdayaan dalam pengelolaan dan kepemimpinan pendidikan.

Mengacu kepada pendapat Slamet, ada dua kepentingan besar dari desentralisasi pendidikan, pertama, untuk meningkatkan kinerja pendidikan. Kedua, mengurangi beban pusat, sebab dikhawatirkan jika pusat terus dibebani tanggung jawab pengelolaan pendidikan, maka mutu pendidikan akan terus melorot.

Menurut Abdul Kadir (2001:1) ada dua isu besar yang mengiringi pelaksanaan otonomi pendidikan, yakni dimulainya masa transisi desentralisasi pengelolaan pendidikan dan kecenderungan merosotnya hasil pembangunan pendidikan yang selama ini dicapai. Menurut Suyanto (2001) sebagaimana dikutip oleh Abdul Kadir:
Bahwa salah satu cara yang dapat ditempuh adalah diberlakukannya manajemen pendidikan berbasis pada sekolah (school based education) dan model perencanaan dari bawah (bottom up planning). Mengenai kecenderungan merosotnya pencapaian hasil pendidikan selama ini, langkah antisipatif yang perlu ditempuh adalah mengupayakan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap dunia pendidikan, peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan, serta perbaikan manajemen di setiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan".

Salah satu komponen yang didesentralisasi melalui penerapan School Based Management adalah pengelolaan kurikulum. Menurut Slamet (2005:3):
Kurikulum yang dibuat oleh pemerintah pusat adalah kurikulum standar yang berlaku secara nasional. Padahal kondisi sekolah pada umumnya sangat beragaman. Oleh karena itu, dalam implementasinya, sekolah dapat mengembangkan (memperdalam, memperkaya, memodifikasi), namun tidak boleh mengurangi isi kurikulum yang berlaku secara nasional. Selain itu, sekolah diberi kebebasan untuk mengembangkan muatan kurikulum lokal.

Atas dasar inilah diperlukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum operasional sekolah. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 bab I pasal 1 point (15), menyatakan, "KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan." Jadi, dalam KTSP sekolah diberikan keluwesan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik, kebutuhan dan potensi sekolah dan daerah.

Dalam Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah yang dikeluarkan oleh Badan Tandar Nasional Pendidikan 2006, dinyatakan bahwa:
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Sejauh ini KTSP telah dilaksanakan di wilayah Republik Indonesia, walaupun belum merata karena berbagai faktor, antara lain faktor geografis, bahwa wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan menjadi hambatan tersendiri, faktor lain adalah kesiapan sekolah dalam mengimplementasi KTSP. Kecenderungan selama ini bahwa sekolah hanya mengharapkan kurikulum dari pusat telah menimbulkan sikap ketergantungan yang kuat, sehingga kemandirian apalagi kreativitas belum tumbuh, tentu menjadi hambatan tersendiri.

Perlu dicatat bahwa seturut dengan lahirnya KTSP, pemerintah masih menggunakan Ujian Nasional untuk mengukur mutu, sekaligus menentukan kelulusan siswa. Padahal dalam KTSP tidak dikenal Ujian Nasional, karena namanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang dikembangkan dari kebutuhan dan karakteristik sekolah. Persoalan semakin intens ketika dihubungkan dengan kepentingan bangsa dalam hubungan dengan nation character building. Justru, kalau mau jujur KTSP menciptakan gap antar daerah dan berpotensi menimbulkan disintegrasi bangsa.

Untuk membedah kekuatan dan kelemahan dari KTSP, penulis mendekatinya dari tiga mainstream, yakni globalisasi lokal (glokal); standar nasional pendidikan; dan kepentingan nation. Diharapkan dengan uraian selanjutnya terbentuk perspektif yang lebih luas dalam memandang KTSP yang sudah sedang diimplementasikan.

Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2010/09/membedah-kekuatan-dan-kelemahan-ktsp.html#ixzz2HB1Oi2Mg

7 Mata Pelajaran SD Tahun 2013


Rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk mengubah kurikulum KTSP 2006 dengan kurikulum baru yang akan mulai berlaku 2013 sudah bisa dipastikan akan benar terjadi. Kurikulum pendidikan nasional yang saat ini masih digodok dan jadwalnya akan Februari 2013 nanti terjadi penyederhanaan jumlah mata pelajaran.

Kurikulum pendidikan nasional dengan konsep penyederhanaan jumlah mata pelajaran terus digodok bersama tim dari pemerintah pusat dan sejumlah pakar pendidikan. Hampir dipastikan untuk siswa sekolah dasar (SD) hanya akan ada 7 mata pelajaran dari 11 mata pelajaran sebelumnya diajarkan di bangku sekolah dasar.

Seperti dikatakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Suyanto yang dikutip dari Kompas (02/10). Inilah 7 mata pelajaran yang akan diajarkan untuk siswa SD di kurikulum pendidikan baru 2013:
1. Pendidikan Agama
2. Bahasa Indonesia
3. PPKn
4. Matematika
5. Kesenian
6. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Kesehatan
7. Pengetahuan Umum

Khusus untuk mata pelajaran IPA dan IPS, Kemendikbud menilai kedua mata pelajaran itu belum perlu dipisahkan untuk jenjang SD. Diwacanakan, keduanya akan dilebur menjadi satu mata pelajaran bernama Pengetahuan Umum yang memiliki muatan yang terintegrasi dengan jenjang SMP dan SMA.

Sebelumnya Suyanto juga menyampaikan jumlah mata pelajaran di SD untuk kurikulum pendidikan baru ini akan lebih disederhanakan, tetapi muatannya lebih mendalam. Hal ini berbeda dengan kondisi mata pelajaran di SD saat ini yang cakupannya terlalu luas, tetapi tidak sebanding dengan isi materinya.

Kemendikbud memilih mata pelajaran yang lebih mengedepankan pembentukan sikap dan mengandung dasar-dasar mata pelajaran yang memiliki substansi pengembangan wawasan umum. Kurikulum baru ini akan mulai disosialisasikan dan diuji publik sebelum Februari 2013, dan mulai berlaku pada tahun ajaran 2013-2014.

Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2012/10/7-mata-pelajaran-untuk-sd-di-kurikulum.html#ixzz2HAyDIAWw

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo
SELAMAT DATANG DI SITUS CORETAN SEADANYA