Mengenal Diri Sendiri


Saat para remaja sibuk mencari jati diri mereka untuk menjadi si A dan si B karena pengaruh sinetron, iklan, majalah, band, maupun media lainnya, perenungan yang dalam terhadap berbagai pengaruh tersebut sangat penting dilakukan. Kita semua telah diberi pengarahan oleh agama dengan mengenal diri sendiri agar tidak terjebak pada sesuatu yang sia-sia, sebagaimana sebuah hadist Qudsi, “Kalau kita kenal diri sendiri maka kita akan mengenal Tuhan kita”.

Apabila kita benar-benar mengenal diri secara totalitas (bukan asal mengucapkan), maka kita akan memperlakukan diri semaksimal mungkin sesuai dengan kodrat dan hak kita. Namun, bagi remaja yang apatis atau tak acuh akan mengatakan , “saya adalah saya, dan saya percaya Tuhan.” Selesai. Apakah seperti itu yang dibenarkan? Tentu saja tidak. Sebab, mayoritas remaja mengetahui tentang dirinya dan Tuhannya. Hanya saja, hal tersebut hanya bersifat verbal, yaitu tidak dilaksanakan dalam kehidupannya.

Sebagai remaja muslim, seharusnya memaksimalkan proses pencarian jati diri yang lebih mengarahkan pada hak dan kewajiban. Yakni, cara kita mengenali tubuh dan fungsinya sekaligus mengarahkan pada hal-hal yang positif dan baik dalam konteks agama. Hal ini sangat penting bagi usia-usia remaja. Sebab, pada masa yang akan datang, tantangan hidup jauh lebih dahsyat dari pada yang dirasakan sekarang. Kita juga harus terbiasa memprioritaskan diskusi agama ketimbang hanya ngobrol dengan topik yang itu-itu saja, bahkan terkadang topik yang dibicarakan sesuatu yang belum waktunya dibicarakan. Hal inilah yang seharusnya diubah.

Selain itu, makna yang tak kalah penting yang mesti kita lakukan ialah menghargai diri sendiri, serta menghormati orang lain maupun makhluk lainnya dengan membangun interaksi sosial sekaligus menjadi teladan yang baik dan arif, sehingga orang tertarik untuk menirunya.

Idealnya, remaja muslim meneladani dan meniru Rasulullah SAW, para sahabat, dan salafush shalih lainnya agar benar dan sejalan dengan semua yang tercantum dalam agama, yaitu meneladani sifat shiddiq, amanah, fathanah, dan tabliqh. Bukannya mencontoh perilaku artis, bintang film, atau model. Namun, pada kenyataannya, remaja saat ini justru lebih senang bergaya seperti bintang Korea, artis, maupun idola lainnya dan perilakunya lebih mengarah pada kebebasan yang dilarang oleh agama, misalnya foya-foya, sifat konsumerisme, dan beberapa sifat lainnya. Akibatnya, mereka terkadang menjadi frustasi dan stres. Bagaimana tidak! Dengan muka dan uang pas-pasan, mereka memaksakan diri menyulap menjadi seperti bintang pujaannya, sehingga hanya menjadi artis jadi-jadian. Bagi mereka yang tidak memiliki fondasi agama dengan baik, pelariannya berakhir pada hal-hal yang membawa ketenangan dan kebahagiaan sesaat.

Astaghfirullah..!

Apa Kreativitas itu ???


Kreativitas adalah proses menantang ide-ide dan cara-cara melakukan hal-hal yang sudah diterima untuk menemukan solusi-solusi baru. Sadarilah berbagai rintangan yang menghadang di jalan kreatif Anda dan pahami manfaat yang dibawa oleh pemikiran kreatif bagi Anda.

Menjadi kreatif berarti melihat ide-ide atau objek dalam konteks yang berbeda, dengan mengenai potensi inheren mereka untuk digunakan dengan cara berbeda atau dengan mengemukakan ide-ide yang sebelumnya tak berhubungan satu sama lain, yang bersama-sama menciptakan sesuatu yang sepenuhnya baru. Kita semua mempunyai kemampuan untuk menjadi kreatif. Namun, kita cenderung dibatasi oleh budaya dan berbagai keadaan untuk melakukan berbagai hal dengan cara yang sudah selalu kita gunakan. Daripada melihat masalah sebagai kesempatan untuk menemukan aneka cara baru dalam melakukan sesuatu, kita cenderung melihat masalah-masalah tersebut sebagai rintangan umtuk diatasi. Gunakan pemikiran kreatif Anda untuk mendapatkan perspektif baru tentang dunia.

Beberapa orang kreatif secara alami, tapi sebagian besar dari kita menerima berbagai hal sebagaimana adanya. Misalnya, sebuah botol plastik hanya sekedar botol bagi beberapa orang. Namun, bagi pemikir kreatif, botol itu juga bisa menjadi corong atau sebentuk rumah kaca yang kecil sekali. Pemikiran kreatif dimulai dengan pertanyaan. Apakah benda tersebut benar-benar hanya merupakan apa yang kita asumsikan seperti adanya? Atau apakah benda-benda itu demikian adanya hanya karena kita melihatnya seperti itu?

Kita semua secara naluriah menggunakan pemikiran kreatif guna mengatasi aneka situasi sehari-hari, seperti terjebak hujan dan kita lupa membawa payung, dengan reflek kita akan menggunakan benda yg lebar di sekitar kita untuk menutupi kepala seperti koran, tas, bahkan dedaunan.

Lebih dari berabad-abad, orang-orang kreatif telah memberikan berbagai solusi baru terhadap masalah-masalah keseharian mereka. Kemampuan manusia untuk menemukan berbagai solusi kreatif pada masalah-masalah penting bagi kesejahteraan manusia. Pada level sosial, kreativitas kolektif memberikan kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup. Di berbagai organisasi, kreativitas itu penting untuk menjamin keefektifan perusahaan terus-menerus di dalam dunia yang selalu berubah. Pada level pribadi, kreativitas dapat membantu Anda memutuskan aneka rutinitas yang tidak Anda sukai.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo
SELAMAT DATANG DI SITUS CORETAN SEADANYA