Strategi
pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran
yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda pula (Reigeluth, 1983; Degeng, 1989).
Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
- Strategi Pengorganisasian
- Strategi Penyampaian
- Strategi Pengelolaan
Strategi
pengorganisasian adalah cara untuk membuat urutan (sequencing) dan mensintesis (synthesizing)
fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan, suatu isi pembelajaran. Sequencing terkait dengan cara pembuatan
urutan penyajian isi suatu bidang studi, dan synthesizing terkait dengan cara untuk menunjukkan kepada siswa
hubungan / keterkaitan antara fakta, konsep, prosedur, atau prinsip suatu isi
pembelajaran.
Synthesizing
bertujuan untuk membuat topik-topik dalam suatu bidang studi menjadi lebih
bermakna bagi siswa. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan keterkaitan
topik-topik itu terkait dengan keseluruhan isi bidang studi. Adanya
kebermaknaan tersebut akan menyebabkan siswa memiliki retensi yang lebih baik
dan lebih lama terhadap topik-topik yang dipelajari (Degeng, 1989). Penataan
urutan sangat penting artinya, karena amat diperlukan dalam pembuatan sintesis.
Sintesis yang efektif hanya dapat dibuat apabila isi telah ditata dengan cara
tertentu, dan yang lebih penting, karena pada hakikatnya semua isi bidang studi
memiliki prasyarat belajar (Degeng, 1989).
Strategi
pengorganisasian dapat dipilah menjadi dua, yaitu strategi mikro dan strategi
makro (Reigeluth, 1983). Strategi pengorganisasian makro adalah strategi untuk
menata urutan keseluruhan isi bidang studi, sedangkan strategi pengorganisasian
mikro adalah strategi untuk menata urutan sajian untuk suatu ide tunggal.
Sejumlah
teori yang berurusan dengan strategi mikro antara lain adalah teori penataan
urutan berdasarkan prasyarat belajar dari Gagne, model pembentukan konsep dari
Taba, dan penguasaan konsep dari Brunner. Untuk strategi makro, pengintegrasian
sejumlah teori, seperti hierarki belajar dari Gagne, teori skema dari Mayer,
urutan subsumatif dari Ausubel, webteaching
dari Norman, dan teori elaborasi oleh Reigeluth.
B.
STRATEGI
PENYAMPAIAN PEMBELAJARAN
Uraian
mengenai strategi penyampaian pembelajaran menekankan pada media apa yang
dipakai untuk menyampaikan pembelajaran, kegiatan apa yang dilakukan siswa, dan
struktur belajar mengajar bagaimana yang digunakan. Strategi penyampaian adalah
cara-cara yang dipakai untuk menyampaikan pembelajaran kepada siswa, dan sekaligus
untuk menerima serta merespon masukan-masukan dari siswa. Dengan demikian,
strategi ini juga dapat disebut sebagai strategi untuk melaksanakan proses
pembelajaran.
Gagne
dan Briggs (1979) menyebut strategi ini dengan delivery system, yang didefinisikan sebagai “the total of all components necessary to make an instructional system
operate as intended”. Pada dasarnya strategi penyampaian mencakup
lingkungan fisik, guru, bahan pembelajaran, dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan
dengan pembelajaran. Dalam hal ini media pembelajaran merupakan satu komponen
penting dari strategi penyampaian pembelajaran. Itulah sebabnya, media
pembelajaran merupakan bidang kajian utama strategi ini (Degeng, 1989).
Menurut
Degeng (1989) secara lengkap ada komponen yang perlu diperhatikan dalam
mempreskripsikan strategi penyampaian, yaitu sebagai berikut :
- Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, atau pun bahan.
- Interaksi siswa dengan media komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan apa yang dilakukan oleh siswa dan bagaimana peranan media dalam merangsang kegiatan daerah.
- Struktur belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada apakah siswa belajar dalam kelompok besar, kelompok kecil, peseorangan, ataukah belajar sendiri.
Strategi pengelolaan pembelajaran sangat penting dalam sistem strategi pembelajaran secara keseluruhan. Bagaimanapun baiknya perencanaan strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian pembelajaran, namun jika strategi pengelolaan tidak diperhatikan maka efektivitas pembelajaran tidak bisa maksimal. Pada dasarnya strategi pengelolaan pembelajaran terkait denganusaha penataan interaksi antarsiswa dengan komponen strategi pembelajaran yang terkait, baik berupa strategi pengorganisasian maupun strategi penyampaian pembelajaran.
Strategi
pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau komponen
strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pembelajaran (Degeng, 1989). Menurut
Degeng (1989) paling tidak ada empat hal yang menjadi urusan strategi pengelolaan,
yaitu :
1. Penjadwalan
penggunaan strategi pembelajaran
Dalam setiap pembelajaran, guru harus mampu meramu
berbagai strategi pembalajaran sehingga menjadi satu kesatuan yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu guru dituntut untuk mampu
merancang tentang kapan, apa, berapa kali suatu strategi pembelajaran digunakan
dalam suatu pembelajaran. Untuk menentukan strategi apa, kapan, dan berapa kali
suatu strategi digunakan tentu sangat berhubungan dengan kondisi pembelajaran yang
ada.
2. Pembuatan
catatan kemajuan belajar siswa
Catatan kemajuan belajr siswa sangat penting bagi guru,
karena untuk melihat efektivitas dan efisiensi pembelajaran yang dilakukan.
Dari hasil analisis terhadap efektivitas dan efisiensi pembelajaran, guru akan
dapat menentukan langkah-langkah selanjutnya, seprti (1) apakah strategi
pembelajaran yang digunakan telah sesuai/belum, (2) apakah rendahnya hasil
belajar siswa disebabkan oleh faktor guru/siswa, (3) apakah penjadwalan
strategi pembelajaran sudah sesuai/belum, dan lain sebagainya.
3. Pengelolaan
motivasional
Menurut Degeng (1989) peranan
strategi penyampaian untuk meningkatkan motivasi belajar jauh lebih nyata dari
strategi pengorganisasian. Mengingat hal tersebut, seorang guru harus mampu
mengembangkan kiat-kiat khusu dalam melakukan penjadwalan penggunaan strategi
penyampaian.
4. Kontrol
belajar
Kontrol
belajar terkait dengan kebebasan siswa
untuk melakukan pilihan pada bagian isi yang dipelajari,vkecepatan belajar,
komponen strategi pembelajaran yang dipakai dan strategi kognitif yang
digunakan (Degeng,1989). Agar siswa dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat
melakukan piliahan-pilihan tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang
kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan belajar
bagi siswa.
0 komentar:
Posting Komentar