Rasa Bosan Mempercepat Kematian


Mungkin terlalu berlebihan jika dibilang bahwa perasaan bosan mempercepat kematian. Tapi hal itu memang benar-benar terjadi dan peneliti sudah membuktikannya. Menurut peneliti, seseorang yang dilanda rasa bosan akan lebih cepat mengalami kematian dini akibat penyakit jantung dan stroke.

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh peneliti dari University College London, orang yang sering mengeluh bosan memiliki risiko meninggal dunia akibat penyakit jantung dan stroke dua kali lebih besar dibanding orang yang jarang merasa bosan.

Lebih dari 7.000 partisipan berusia 35 hingga 55 tahun diikutsertakan dalam studi ini. Para partisipan tersebut dimonitor kehidupannya selama 25 tahun.

Hasilnya menunjukkan partisipan yang sering merasa bosan selama hidupnya, diketahui 40 persen lebih banyak yang meninggal dunia pada akhir studi. Sementara itu, partisipan yang jarang merasa bosan atau bisa mengatasi rasa bosannya dengan baik masih bisa bertahan hingga studi berakhir.

Hasil survei yang dipublikasikan dalam the International Journal of Epidemiolog ini juga menunjukkan bahwa wanita dua kali lebih cepat merasa bosan ketimbang pria. Pegawai yang masih muda dan pekerja bawahan pun dikategorikan sebagai golongan yang paling rentan mengalami kebosanan.

Berawal dari rasa bosan kerja, sekolah atau beraktivitas, lama kelamaan bisa menjadi bosan hidup. Kebanyakan orang yang merasa bosan menghabiskan waktunya dengan melakukan kebiasaan tidak sehat seperti minum alkohol, merokok dan lainnya. Menurut peneliti, semua kebiasaan buruk itu membuat umur hidupnya menjadi lebih pendek.

“Penemuan ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara rasa bosan dengan penyakit jantung atau stroke. Saat merasa benar-benar bosan, sebaiknya seseorang mencari sesuatu yang lebih menarik dan menyenangkan daripada beralih pada kebiasaan buruk seperti merokok atau minum-minum,” kata psikolog Graham Price seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (9/2/2010).

Sebuah tips diberikan Price untuk mengatasi rasa bosan. “Jika sedang bosan, cobalah pikirkan sesuatu yang bisa Anda lakukan untuk orang lain. Rasa bosan biasanya muncul jika otak selalu berpikir tentang saya, saya dan saya. Cobalah berpikir apa yang bisa saya lakukan untuk keluarga, teman, rekan atau orang lain,” ujarnya.

Perpustakaan Sebagai Pusat Sumber Belajar


Perpustakaan sebagai pusat belajar, artinya di perpustakaan orang dapat mengembangkan pengertian, pengetahuan, dan kemampuan yang diinginkan oleh pemakai. Implikasi dari fungsi ini adalah, bahwa perpustakaan harus menjamin ketenangan orang yang sedang belajar.

Smith dkk dalam buku ensiklopedinya yang berjudul “The Educator’s Encyclopedia” menyatakan “School library is a center for learning”, yang artinya perpustakaan sekolah itu merupakan sumber belajar. Memang apabila ditinjau secara umum, perpustakaan sekolah itu sebagai pusat belajar, sebab kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan murid-murid adalah belajar, baik belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain yang tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran. Akan tetapi apabila ditinjau dari dari sudut tujuan murid-murid mengunjungi perpustakaan sekolah, maka ada yang tujuannya untuk belajar, ada yang tujuannya untuk berlatih menelusuri buku-buku perpustakaan sekolah, ada yang tujuannya untuk memperoleh informasi, bahkan mungkin ada juga murid yang mengunjungi perpustakaan sekolah dengan tujuan hanya sekedar untuk mengisi waktu senggangnya atau sifatnya rekreatif. Berikut ini ada bebrapa fungsi perpustakaan sebagai pusat sumber belajar :

Fungsi edukatif
Fungsi ini merupakan gabungan fungsi sebagai pusat belajar dan sebagai pusat ilmu pengetahuan. Perpustakaan melaksanakan fungsi edukatif bila mampu menyediakan koleksi yang sesuai dengan ruang lingkup kurikulum, mampu mengembangkan interes dan apresiasi murid, memberikan bimbingan cara menggunakan dan memelihara koleksi secara efektif dan menyediakan ruang baca dengan cukup.

Fungsi informatif
Fungsi ini tampak dalam kemampuannya mengadakan koleksi secara cukup, berkualitas, menarik, serta penempatan koleksi secara terbuka sehinnga mudah ditemukan kembali untuk digunakan murid dan guru.

Selain itu, perpustakaan yang sudah maju tidak hanya menyediakan bahan bahan pustaka yang berupa buku-buku, tetapi juga menyediakan bahan-bahan yang bukan berupa buku, seperti majalah, bulletin,surat kabar, pamphlet, guntingan, artikel, peta, bahkan dilengkapi juga dengan alat-alat pandang-dengar seperti overhead projector, slide projector, filmstrip projector, televisi, video tape recorder dan sebagainya. Semua ini akan memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh murid-murid. Oleh sebab itu, peprustakaan sekolah memiliki fungsi informatif.

Fungsi tanggung jawab administratif
ungsi ini tampak pada kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah, dimana setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Setiap murid yang akan masuk ke perpustakaan sekolah harus menunjukkan kartu kartu anggota atau kartu pelajar, tidak diperbolehkan membawa tas, tidak boleh mengganggu teman-temannya yang sedang belajar. Apabila ada murid yang terlambat mengembalikan buku pinjamannya didenda, dan apabila ada murid yang telah menghilangkan buku pinjamannya harus menggantinya, baik dengan cara dibelikan di toko, maupun difotocopykan. Semua ini selain mendidik murid-murid ke arah tanggung jawab, juga membiasakan murid-murid bersikap dan bertindak secara administratif.

Fungsi riset
Didalam perpustakaan tersedia banyak bahan pustaka. Adanya bahan pustaka yang lengkap, murid-murid dan guru-guru dapat melakukan riset, yaitu mengumpulkan data atau keterangan –keterangan yang diperlukan. Misalnya seorang murid ingin meneliti tentang kehidupan orang-orang pada abad ke 17 yang lalu, atau seorang guru ingin meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tubuh seorang bayi, maka murid dan guru dapat melakukan riset literatur atau yang dikenal dengan sebutan “library research” dengan cara membaca buku-buku yang telah tersedia di dalam perpustakaan sekolah.

Fungsi rekreatif
Adanya perpustakaan sekolah dapat berfungsi rekreatif. Ini tidak berarti bahwa secara fisik pergi mengunjungi tempat-tempat tertentu, tetapi secara psikologisnya. Sebagai contoh, ada seorang murid yang membaca buku yang berjudul “Malang Kota Indah”. Di dalam buku tersebut selain dikemukakan mengenai kota malang, juga disajikan gambar-gambar, seperti gambar gedung-gedung, tempat-tempat hiburan, tempat-tempat pariwisata, dan sebagainya. Dengan demikian, murid yang membaca buku tersebut secara psikologis telah rekreasi ke kota Malang yang indah itu. Selain itu, fungsi rekreatif berarti bahwa perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat, dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, surat kabar, dan sebagainya.

10 Hormon Penting Tubuh Kita


Seperti dilansir dari Ehow, NLM, medicinenet, dan netdoctor, Senin (19/4/2010), dari ratusan hormon yang ada berikut 10 macam hormon terpenting dalam tubuh manusia, yaitu:

1. Melatonin
Hormon ini diproduksi di kelenjar pineal dan berfungsi sebagai antioksidan dan mengontrol tidur. Meskipun hormon ini diproduksi secara alami oleh tubuh, tapi kelebihan maupun kekurangan hormon dapat berakibat buruk bagi tubuh.

Kelebihan hormon melatonin dapat menyebabkan lesu, gangguan hati, gangguan mata, kelelahan, disorientasi, pikiran dan perilaku psikotik, kebingungan, mengantuk, gangguan berbicara, gemetar, sakit kepala dan pusing.

Sedangkan defisiensi atau kekurangan hormon melatonin akan menyebabkan kesulitan tidur atau insomnia, tidur tidak nyenyak, pembesaran prostat, depresi, kelelahan, siklus haid tidak teratur, gelisah, sindrom premenstruasi (PMS), katarak, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, gangguan irama jantung (aritmia).

2. Serotonin
Hormon serotonin diproduksi di saluran pencernaan. Hormon ini berfungsi mengontrol mood atau suasana hati, nafsu makan dan tidur.

Kelebihan hormon serotonin bisa menyebabkan kegelisahan, kebingungan, peningkatan denyut jantung, pupil melebar, kehilangan koordinasi otot, berkeringat, diare, sakit kepala, menggigil, mual, muntah, kejang, demam tinggi, detak jantung tak teratur, gerakan tidak terkendali dan hilangnya kesadaran.

Kekurangan hormon serotonin dapat menyebabkan kecemasan, tertekan, fobia, pesimistis, gelisah, tidak percaya diri, mudah marah, gangguan tidur, PMS, sakit kepala dan sakit punggung.

3. Tiroid
Hormon tiroid diproduksi di kelenjar tiroid. Hormon ini berfungsi untuk peningkatan tingkat metabolisme basal dan mempengaruhi sintesis protein.

Kelebihan hormon tiroid dapat menyebabkan diare, denyut jantung tidak teratur, sakit kepala, menggigil, gugup, kejang perut, demam, sakit dada, atau kesulitan tidur.

Sedangkan kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan lelah, lesu, sembelit, nyeri sendi dan otot, ramput atau kuku tipis dan rapuh, kurang dorongan seksual, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, detak jantung lambat, gangguan konsentrasi dan memori. Bahkan beberapa dapat menyebabkan depresi dan gangguan jiwa lainnya.

4. Adrenalin
Hormon adrenalin diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis dari glikogen dalam hati, kerusakan lipid dalam sel lemak, serta menekan sistem kekebalan.

Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing, kelelahan, penurunan berat badan. Beberapa mengalami gangguan usus, peningkatan pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut.

5. Dopamin
Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat pelepasan prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior.

Kelebihan dopamin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, sakit dada, kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan warna kulit, sakit di kaki dan lengan.

Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan, motivasi rendah, kesulitan memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat, rendah libido dan impotensi, mudah lelah, berat badan cepat naik, dan mengalami gangguan tidur.

6. Gastrin
Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Kelebihan gastrin dapat menyebabkan penyakit gastrinoma yaitu tumor jinak.

7. Hormon pertumbuhan (HGH)
Hormon ini diproduksi di pituitari anterior, dan berfungsi merangsang pertumbuhan dan reproduksi sel, melepaskan faktor pertumbuhan 1 mirip insulin dari hati.

Kelebihan hormon pertumbuhan dapat menyebabkan tumor hipofisis yang jinak dan tumbuh secara perlahan. Juga dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan, tekanan saraf optik, kelebihan tulang rahang, jari tangan dan kaki, kelemahan otot, resistensi insulin. Bahkan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dan berkurangnya fungsi seksual.

Kekurangan hormon ini pada anak-anak dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan tubuh pendek dan tertundanya kematangan seksual. Sedangkan pada orang dewasa kekurangan hormon pertumbuhan jarang terjadi, tapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan obesitas, penurunan massa otot dan pengurangan energi dan kualitas hidup.

8. Insulin
Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan glukosa, glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah.

Kelebihan insulin dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung tidak teratur, berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan. Kadang-kadang juga menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah).

kekurangan insulin dapat menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang dapat mengakibatkan penyakit diabetes mellitus.

9. Testosteron
Hormon ini diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks pria. Hormon ini merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum, pertumbuhan jenggot, pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan peningkatan kepadatan tulang.

Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido berlebihan dan mudah marah. Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau kerusakan pada hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang menghambat sekresi hormon dan produksi testosteron (hipogonadisme).

Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah, kehilangan otot tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido, disfungsi ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria juga wanita.

10. Progesteron
Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta (saat hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan epidermal, meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir), anti-inflamasi, mengurangi kandung empedu kegiatan, normalisasi darah dan pembekuan pembuluh darah.

Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid dan pertumbuhan tulang dengan osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi, tendon, ligamen dan kulit. Penyembuhan dengan mengatur fungsi kolagen saraf dan penyembuhan dengan mengatur mielin, serta mencegah kanker endometrium dengan mengatur efek estrogen.

Kekurangan progesteron bisa membuat kecemasan, susah tidur, susah beristirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan dan payudara membengkak.

Sekolah dan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar


Sebuah teori Bloom tentang mastery learning, beliau menolak anggapan adanya murid pintar dan bodoh. Murid hanya dapat dibedakan dari yang cepat dan lambat. Selain itu menurut teori mastery learning tersebut bahwa “semua yang dapat dipelajari oleh orang lain, bisa dipelajari oleh siapapun” (J. Galen Saylor et. al, h. 303). Dari kedua konsep tersebut dapat ditafsirkan bahwa sesungguhnya setiap orang bisa dan mempunyai kemampuan untuk mempelajari apa pun, dan hanya waktu yang bisa membedakan.

Prinsip mastery learning ini melahirkan berbagai bentuk belajar mandiri, salah satunya adalah sistem belajar jarak jauh (SBJJ). Malcolm Knowles (1975, h. 180) menggambarkan bahwa belajar mandiri menekankan pendidikan pada “inisiatif individu dalam belajar”. Bruce Miller (1989, h. 226) menjelaskan bahwa “belajar mandiri adalah cara belajar yang sepenuhnya atau sebagian besar di bawah kendali murid-murid itu sendiri”.

Konsep ini ada kaitannya dengan perkembangan filsafat pendidikan yang mulai berkembang tahun 1987, yang pada mulanya ditokohi oleh Peter dan Hirst, kemudian dikembangkan oleh Cornell Ham yang mengemukakan bahwa “belajar tidak lagi tergantung pada mengajar, karena ada atau tidak ada proses mengajar, proses belajar tetap berlangsung” (Cornell Ham, 1987, h. 88).

Makna yang terkandung dari filsafat tersebut ada kaitannya dengan konsep belajar mandiri, yaitu murid-murid pada PKR harus dapat belajar secara independen (tidak tergantung pada guru saja). Dengan menugaskan murid atau kelompok belajar untuk mengerjakan sesuatu, akan memberi kesempatan kepada guru untuk bisa bekerja dengan murid lain. Cara seperti ini dapat mengembangkan keterampilan “mempelajari bagaimana cara belajar” (learning how to learn). Dengan cara ini, guru menggunakan motto “lebih baik memberi kail daripada memberi ikan”. Ini akan jauh bermanfaat bagi murid seumur hidupnya.

Untuk lebih produktif dalam belajarnya, murid ini harus dilengkapi dengan berbagai perlengkapan belajar, sumber belajar, dan sumber lingkungan lainnya. Dengan bahan dan perlengkapan seperti ini murid-murid dapat belajar untuk mengamati, meneliti, dan menganalisis sesuatu. Untuk ini, perlu adanya suatu usaha untuk menciptakan kondisi sekolah agar mendukung proses belajar mandiri, serta dimanfaatkan untuk kepentingan belajar mandiri. Usaha ini dapat direalisasikan dengan cara mengadakan, mempersiapkan, dan memprogramkan bahan dan perlengkapan tersebut untuk dimanfaatkan dalam proses pembentukan kebiasaan belajar mandiri.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa belajar mandiri merupakan salah satu prinsip dasar dalam PKR. Tanpa belajar maka PKR tidak akan terlaksana secara efektif. Guru tidak mungkin ada pada satu kelas secara terus-menerus dan mengabaikan kelas lainnya. Oleh karena itu, agar PKR dapat dilaksanakan secara efektif, guru harus mampu menciptakan “kondisi” agar murid dapat belajar mandiri. Kondisi yang dimaksud adalah melengkapi pembelajaran dengan perlengkapan dan sumber belajar yang memadai.

Menciptakan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar
 
Untuk menunjang proses belajar mandiri, perlu adanya suatu suasana yang mendorong murid dan guru untuk memanfaatkan bahan dan perlengkapan yang ada. Suasana tersebut adalah adanya persiapan alat atau bahan sebagai sumber belajar dan terciptanya lingkungan belajar untuk menunjang proses belajar mandiri.

Negeri kita terkenal sebagai negeri yang kaya raya dengan lingkungan alamnya yang indah. Dari pengamatan di SD yang selama ini mengadakan perangkapan kelas, jarang ditemukan guru yang mengajar dengan menggunakan alat peraga pelajaran atau usaha lain yang membangun iklim yang berusaha untuk membelajarmandirikan murid-murid.

Kasus 1
Ketika saya berkunjung ke SD di daerah terpencil yang gurunya mengajar merangkap kelas, di setiap dinding ruang kelas dihiasi dengan ruas bambu yang diisi dengan berbagai jenis daun warna-warni yang diperoleh dari sekitar sekolah. Daun-daun ini dikumpulkan oleh murid-murid dan guru, kemudian dipasang sebagai hiasan kelas. Saya tidak mengetahui secara pasti apakah hiasan tersebut ada setiap hari atau hanya karena akan dikunjungi. Ketika saya bertanya kepada salah satu murid apakah hiasan tersebut digunakan untuk belajar, mereka menjawab “tidak”.

Kasus 2
Di suatu SD yang termasuk masih baru dan mempunyai kepala sekolah yang termasuk berfikiran modern. Dalam waktu yang relatif singkat SD tersebut sudah memiliki kebun sekolah, kolam ikan, dan peternakan kambing. Semua ini dikelola oleh murid-murid dari seluruh kelas dibagi tugas piket secara bergiliran, misalnya bulan pertama yang mengurus kolam ikan adalah kelas 6 dan kelas 1, kelas 5 dan kelas 2 mengurus kebun, kelas 3 dan kelas 4 mengurus peternakan kambing.

Setiap harinya juga diatur piket per kelas, rata-rata 3 orang murid yang harus mengurus kekayaan sekolah itu, antara lain memberi makan ternak dan ikan, membersihkan kandang dan kolam, serta memelihara kebun. Dari sini murid-murid belajar berkebun, beternak, dan memelihara ikan. Dengan demikian, SD tersebut menjadi lebih terkenal sehingga hampir tiap minggu dikunjungi oleh instansi dan pejabat dari kota.

Bagaimana di sekolah Anda, apakah sudah Anda lakukan usaha-usaha seperti pada kasus-kasus tersebut?

Kalau jawaban “sudah”, syukurlah tetapi bagaimana komentar Anda terhadap kasus tersebut? Bandingkan dengan uraian berikut ini.
 
Kasus-kasus tersebut menunjukkan kepada kita bahwa sesungguhnya sekolah mempunyai potensi dan keinginan yang besar untuk meningkatkan kualitas lingkungan sekolahnya sebagai sumber belajar. Usaha-usaha tersebut perlu kita hargai, namun dari kasus di atas masih banyak yang dapat kita tingkatkan terutama bagi Anda yang mengajar merangkap kelas.

Pada kasus 1, murid-murid dilibatkan hanya saat mengumpulkan daun-daun dan meletakkannya pada dinding. Ini disebabkan guru belum mempunyai program yang jelas untuk memanfaatkan daun-daun tersebut bagi kepentingan belajar murid-murid.

Pada kasus 2, murid banyak terlibat dalam belajar, yaitu belajar cara ternak, berkebun, dan cara memelihara ikan, tetapi masih belum banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, misalnya alat peraga pelajaran IPA, matematika, dan mata pelajaran yang lainnya.

PKR merupakan model pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan kualitas belajar murid-murid dengan memanfaatkan sumber belajar semaksimal mungkin. Oleh karena itu, usaha yang dilakukan oleh guru tersebut harus dikaitkan dengan proses pembelajaran. Ada 2 cara untuk meningkatkan usaha yang sudah dirintis oleh sekolah seperti pada kasus-kasus di atas, yaitu seperti berikut:

Pertama, menciptakan lingkungan di sekolah yang memudahkan murid-murid untuk belajar mandiri. Usaha menciptakan lingkungan sekolah seperti itu dapat dilakukan dengan melengkapi sekolah dengan berbagai sumber belajar.

Kedua, memanfaatkan sumber belajar yang ada secara maksimal untuk menunjang belajar mandiri.

Mengenal Diri Sendiri


Saat para remaja sibuk mencari jati diri mereka untuk menjadi si A dan si B karena pengaruh sinetron, iklan, majalah, band, maupun media lainnya, perenungan yang dalam terhadap berbagai pengaruh tersebut sangat penting dilakukan. Kita semua telah diberi pengarahan oleh agama dengan mengenal diri sendiri agar tidak terjebak pada sesuatu yang sia-sia, sebagaimana sebuah hadist Qudsi, “Kalau kita kenal diri sendiri maka kita akan mengenal Tuhan kita”.

Apabila kita benar-benar mengenal diri secara totalitas (bukan asal mengucapkan), maka kita akan memperlakukan diri semaksimal mungkin sesuai dengan kodrat dan hak kita. Namun, bagi remaja yang apatis atau tak acuh akan mengatakan , “saya adalah saya, dan saya percaya Tuhan.” Selesai. Apakah seperti itu yang dibenarkan? Tentu saja tidak. Sebab, mayoritas remaja mengetahui tentang dirinya dan Tuhannya. Hanya saja, hal tersebut hanya bersifat verbal, yaitu tidak dilaksanakan dalam kehidupannya.

Sebagai remaja muslim, seharusnya memaksimalkan proses pencarian jati diri yang lebih mengarahkan pada hak dan kewajiban. Yakni, cara kita mengenali tubuh dan fungsinya sekaligus mengarahkan pada hal-hal yang positif dan baik dalam konteks agama. Hal ini sangat penting bagi usia-usia remaja. Sebab, pada masa yang akan datang, tantangan hidup jauh lebih dahsyat dari pada yang dirasakan sekarang. Kita juga harus terbiasa memprioritaskan diskusi agama ketimbang hanya ngobrol dengan topik yang itu-itu saja, bahkan terkadang topik yang dibicarakan sesuatu yang belum waktunya dibicarakan. Hal inilah yang seharusnya diubah.

Selain itu, makna yang tak kalah penting yang mesti kita lakukan ialah menghargai diri sendiri, serta menghormati orang lain maupun makhluk lainnya dengan membangun interaksi sosial sekaligus menjadi teladan yang baik dan arif, sehingga orang tertarik untuk menirunya.

Idealnya, remaja muslim meneladani dan meniru Rasulullah SAW, para sahabat, dan salafush shalih lainnya agar benar dan sejalan dengan semua yang tercantum dalam agama, yaitu meneladani sifat shiddiq, amanah, fathanah, dan tabliqh. Bukannya mencontoh perilaku artis, bintang film, atau model. Namun, pada kenyataannya, remaja saat ini justru lebih senang bergaya seperti bintang Korea, artis, maupun idola lainnya dan perilakunya lebih mengarah pada kebebasan yang dilarang oleh agama, misalnya foya-foya, sifat konsumerisme, dan beberapa sifat lainnya. Akibatnya, mereka terkadang menjadi frustasi dan stres. Bagaimana tidak! Dengan muka dan uang pas-pasan, mereka memaksakan diri menyulap menjadi seperti bintang pujaannya, sehingga hanya menjadi artis jadi-jadian. Bagi mereka yang tidak memiliki fondasi agama dengan baik, pelariannya berakhir pada hal-hal yang membawa ketenangan dan kebahagiaan sesaat.

Astaghfirullah..!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo
SELAMAT DATANG DI SITUS CORETAN SEADANYA